Perempuan di Jendela Kamar
Hari ini adalah pertama kalinya Eva membuka kembali jendela kamarnya.
Gelap, pengap bagai tak berpenghuni. Hari ini Eva mencoba melangkah, kembali
pada kehidupannya, kembali melanjutkan cerita kehidupan yang ia hentikan
beberap waktu.
Sekelilingnya membisu, diam! Apakah ini kehidupan ? Eva melangkah kembali
menengok keluar jendela. Udara sejuk dan segar telah dia hirup kembali. Ah !
Betapa indahnya hidup ini bila dinikmati.
Eva mencoba menikmati ini, terpejam dalam lamunan. Tiba-tiba seorang
anak kecil muncul di luar jendela, “Bunda…Bunda… ayo kita main, ayo bunda ayo
!”, dia terjaga ketika melihat anak kecil itu. Senyum manisnya kembali
tersungging dibibirnya yang telah lama dia sembunyikan. “Sayang.” Hanya itu
yang terucap dari bibirnya. Anak kecil itu menari-nari di luar jendela sambil
sekali-kali berlarian kecil. “Ayo bunda temenenin Asya main ayo bunda.” Suara
itu terucap lagi dari bibirnya. Lagi-lagi dia hanya tersenyum dan kembali yang
terucap dibirnya hanya “Sayang”.
Dia terus tersenyum sambil mengamati anak kecil itu, dari pancaran
matanya ada suatu keinginan besar yang tak mampu dia capai. Anak kecil itu
masih terus menari-nari. Dia masih tetap tersenyum, tapi tiba-tiba di matanya
dia tidak menemukan sosok anak kecil itu lagi. Dia mulai panik , dia menangis
dan dia berteriak dan terus menangis
sejadi-jadinya “Sayang kamu dimana, ayo sayang menari-nari lagi” isak
tangisnya semakin menjadi-jadi. “Sayang ayo temani bunda disini, dimana kamu
sayang?” dia semakin terisak. Dia tutup
jendela kamarnya dan dia buka kembali, begitulah terus menerus. Dia terus berteriak-teriak, akhirnya Dian adiknya mendengarnya dan menghampiri
kekamarnya.
“Mba ada apa ?” Tanya Dian dengan
cemas. Dia hanya menengok sesaat dan kembali berteriak-teriak lagi memanggil
anak kecil itu. Dian bingung dan cemas, tidak tau harus berbuat apa. “Mba, istighfar
mbak istighfar.” Dia tersungkur di lantai dan menangis terisak. “Sayang, ayo
main sama bunda.” Lagi-lagi dia memanggil anak kecil itu. Dian terus
menenangkannya, sambil mengelus rambut mbaknya. “Dia ada, dia ada.” Itulah yang
terucap dibibirnya. “Mbak Istighfar, Asya sudah dipanggil kehadapan-Nya.”
“Diam! Kamu bohong!” T eriak dia dengan terus bercucuran air mata.
***
Dia sekarang hanya bisa diam, termenung di jendela kamar dengan tatapannya
kosong. Semua yang ada disekelilingnya hanyalah benda mati yang tak berarti.
Dia seakan tak mau mengenali dunia lagi.
Eva adalah seorang ibu dari Asya, anak satu-satunya yang masih berumur 5
tahun. Dengan segala upaya Eva membesarkan anak semata wayangnya itu sendirian.
Suaminya telah meninggal dua tahun yang
lalu karena sakit yang di vonis dokter mengalami komplikasi.
Butuh waktu yang lama untuk bangkit lagi dari kerasnya kehidupan. Dari
waktu ke waktu ia akhirnya bisa merelakan kepergian suami tercintanya. Tapi
sayang, takdir berkata lain, kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi
esok hari. Jodoh, hidup dan mati hanyalah rahasia illahi.
Sore itu langit begitu mendung
dengan gerimis yang akhirnya hujan pun turun dengan lebat. Ketika itu
dia sedang dalam perjalanan pulang dari sebuah pusat perbelanjaan bersama Asya,
dia menumpangi sebuah taxi, hingga cerita itu datang, ketika taksi sedang
berbelok di jalan menuju kerumahnya dari arah berlawanan mobil mini bus melaju
dengan kecepatan tinggi, mungkin karena hujan yang lebat serta jalan yang licin
sopir taxi tidak bisa mengendalikan mobilnya dan BRUUUUUKKKKKKK!!!! Ashya pergi
menghadap Illahi dalam usia yang masih belia. Sedangkan dia dan sang sopir
selamat, hanya mengalami luka-luka yang cukup parah. Semenjak kejadian 3 bulan
yang lalu itu dia hanya bisa diam dan tak mampu melangkah mengarungi kembali
kehidupannya dan betah dalam kamarnya dan sesekali ia termenung dijendela kamar
itu, mengkhayalkan bahwa Asya masih selalu bermain-main di sana.
***
Dian tidak bisa hanya berdiam diri saja, akhirnya dia menemui kakaknya.
Diketuknya pintu kamar kakak-kakaknya, sunyi tidak ada jawaban. “Mbak, saya
boleh masuk ?” tapi tidak ada jawaban, masih sunyi. Akhirnya dian membuka pintu
kamar itu perlahan. Masih seperti biasa semua yang ada di dalamnya membisu,
pandangannnya teralih kearah jendela kamar yang terbuka dan kakaknya duduk,
diam membelakanginya. Perlahan-lahan Dian mendekati sosok Eva, kakaknya.
Disentuhnya pelan-pelan kakaknya itu, dielu-elus dengan lembut seraya berkata,
“ Mbak, kita makan yuk…saya sudah memasak masakan kesukaan mbak.” Diam, sunyi
tak ada jawaban. Dian baru menyadari sosok yang dipegangnya seakan membeku,
menusuk tulang. Dian membalikan sosok itu kehadapannya. Sosok itu masih diam
membisu, memjamkan matanya, tak ada aliran darah mengalir di dalam tubuhnya,
tidak ada detak jantungnya, denyut nadinya hilang, semua raganya terbang
meninggalkan sebuah tubuh yang tak berdaya di jendela kamarnya.
Sumedang,
30 September 2012
Bantu buat Kartu Kredit dan Kta BANK ANZ dan stancard 5-500 jt di manapun anda berada di seluruh pelosok nusantara dana instant tanpa jaminan 100% berkas aman cukup fc ktp.slip gaji/skp kartu kredit limit min 5 jt usia 1 th npwp dan cover tabungan . khusus karyawan gaji min 5 jt perbulan. proses maks 10 hari kerja.bunga 1.3%-1.89%. tenor sampai 5 tahun bila berminat hub chairul sarto utomo via sms telp 085229348635. 085712639751 fb chairul ichsan buana
BalasHapusDANA TUNAI dan kartu kredit bank anz dan Stancard PENUHI SEGALA KEBUTUHAN ANDA , KARYAWAN ATAU OWNER BUAT NAMBAH MODAL USAHA,PERNIKAHAN,PENDIDIKAN,RENOVASI RUMAH DLL PROSES MUDAH,CEPAT MAKSIMAL 10 HARI KERJA DANA LANGSUNG DI TRANSFER KE REKENING ANDA DIMANAPUN ANDA BERADA DI SELURUH PELOSOK NUSANTARA
Jl Gayamsari No 33 samping kawasaki motor Semarang
MARKETING CHAIRUL SARTO UTOMO
danaimpiankita.blogspot.com